Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tanda-Tanda Haji Mabrur

Ibadah Haji
Haji Mabrur, Balasannya Surga

TANDA-TANDA HAJI MABRUR
Almaghfurlah KH. Hasyim Muzadi

Bagi calon jamaah haji, hal pertama yang harus dilakukan adalah memohon kepada Allah SWT agar diberi haji mabrur, karena hanya Allah SWT yang bisa memberi gelar mabrur. Mabrur artinya bebas atau terlepas dari ikatan dosa kepada Allah SWT. Memang yang mengetahui status mabrur hanya Allah SWT. Namun, selama niat benar, manasik haji benar, alat-alatnya benar dan tidak melanggar rukun; Insya Allah akan diberi kemabruran yang harganya tidak ternilai.
 
Nilai kemabruran lebih mahal daripada hidup kita. Jika hidup dibatasi tahun, maka mabrur tidak ada batasnya, karena balasannya adalah surga di akhirat. Kita tidak bisa membayangkan bagaimana waktu yang tak terbatas di akhirat, karena waktu di dunia selalu berakhir. Di akhirat, kita tidak perlu meminta sesuatu, karena segala sesuatu yang kita inginkan akan datang dengan sendirinya. 
 
Rasulullah SAW pernah bertemu dengan seorang wanita tua, lalu beliau bersabda bahwa tidak ada orang tua di surga; maka menangislah wanita tua tadi. Lebih lanjut Rasulullah SAW menjelaskan bahwa orang yang tadinya tua, akan menjadi muda lagi di surga. Dalam Hadis diterangkan: “Di surga itu ada sesuatu yang tidak pernah engkau lihat dimanapun di dunia; tidak pernah engkau dengar seperti apa suaranya; dan tidak pernah terbayang seperti apa surga itu”. 

Kita tidak bisa membandingkan surga dengan apapun, karena memang surga itu tidak ada bandingannya dengan apapun. Itulah nilai dari kemabruran haji seseorang, yaitu surga milik Allah SWT.
 
Pahala bagi orang beribadah haji disebut jaza’, yaitu sesuatu yang diberikan kepada seseorang yang melakukan ibadah haji dengan sungguh-sungguh. Jika seseorang berhaji dengan cara asal-asalan, maka dia tidak akan mendapatkan jaza’
 
Karena yang mengerti mabrur itu hanya Allah SWT, maka Dia hanya memberikan tanda-tanda kemabruran haji seseorang. Antara lain:

Tanda Pertama, seseorang akan menjadi lebih baik tingkah lakunya, tingkah pikirannya, dan tingkah hatinya. Orang tersebut menjadi lurus. Haji mabrur membuat isi pikiran manusia menjadi lurus dan ilmu menjadi tepat sasaran. Dengan pikiran yang lurus, manusia dapat menggunakan anugerah, ilmu, kesempatan dan semua yang diberikan Allah SWT dengan sebaik-baiknya, tanpa melanggar syariat agama. Ini juga dapat dibentuk apabila kita dapat menahan godaan-godaan yang membuat istiqamah menjadi hilang.

Tanda Kedua, seseorang akan menghormati orang lain sebagaimana dia menghormati dirinya sendiri. Dalam sebuah riwayat, Ali ibn Abi Thalib RA berkata: “Jika kita ingin dicintai Allah, maka jauhilah larangan-Nya; kalau ingin dicintai manusia, jangan ingin merebut apa yang dia punyai”. 
 
Jika kita ingin merebut apa yang dipunyai seseorang, maka orang tersebut akan merasa terancam dan menjauh dari kita. Jadi, ketika seseorang merasa aman dengan kita, maka orang tersebut akan dekat dengan kita. Jika laki-laki akan menghargai perempuan; jika perempuan akan taat kepada laki-laki. Hanya laki-laki mulia yang bisa memuliakan perempuan; dan hanya laki-laki hina yang menghinakan perempuan. Itulah tanda kemabruran kedua, yaitu menghormati hak asasi manusia. Namun perlu diingat bahwa hak tidak boleh berdiri sendiri, karena harus ada kewajiban yang mendampinginya. 

Tanda Ketiga, seseorang akan meningkat daya gunanya terhadap orang lain. Jika kita  berbuat baik kepada orang lain, artinya sama dengan berbuat baik kepada diri sendiri. Nilai kebaikan tidak akan hilang meskipun kebaikan itu tidak diakui orang lain. Allah SWT tidak pernah menghilangkan nilai amal dari hamba-Nya, namun hamba tersebutlah yang dapat menghilangkan nilai amalnya melalui perbuatannya sendiri. Oleh sebab itu, ikhlas lah saat berbuat baik kepada orang lain, karena setiap perbuatan baik yang kita lakukan, akan kembali kepada kita melalui kekuasaan Allah SWT. 
 
Setiap hari kita mungkin bertemu orang yang berbeda-beda, dan tidak semua orang sesuai atau dapat memberikan respon yang menyenangkan terhadap apa yang kita pikirkan. Riya’ atau timbulnya perasaan dongkol dalam sebuah hubungan pasti ada dan itu wajar terjadi, asal tidak berlarut-larut. Ketika orang hajinya mabrur, maka dia tidak memikirkannya, karena percaya bahwa Allah SWT yang akan menyelesaikan semuanya.
 
Ada kisah si Fulan yang mampu membobol rahasia-rahasia surat elektronik yang telah berusia puluhan tahun. Aneh memang. Namun ini membuktikan bahwa aktivitas-aktivitas elektronik yang dilakukan sejak puluhan tahun lalu, ternyata tidak pernah hilang. Demikian halnya dengan pahala setiap amal kebaikan yang kita lakukan kepada orang lain. Orang yang berguna (bermanfaat) bagi orang lain, akan dijauhkan hidupnya oleh Allah SWT dari ketidakcukupan.
 
Keempat, sesungguhnya kemabruran tergambar dari fisik, wajah dan jiwa kita. Umumnya orang sepulang dari haji akan terlihat bersih badannya. Ini artinya Allah SWT memberikan cahaya ke dalam diri orang tersebut. Cahaya ini cerminan keadaan batin seseorang. Apabila batinnya kotor, maka Allah SWT akan mencabut kembali cahaya itu. 
 
Itulah antara lain tanda-tanda kemabruran yang ditampakkan oleh Allah SWT. Namun perlu diingat bahwa yang disebutkan di atas hanyalah tanda-tanda yang bersifat duniawi saja.

Editor Transkrip
Dr. Rosidin, M.Pd.I




Posting Komentar untuk "Tanda-Tanda Haji Mabrur"