Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hadis Tarbawi Doa Duduk di Antara Dua Sujud

Duduk dalam Shalat
Delapan Permintaan Dimohonkan Ketika Duduk di Antara Dua Sujud 

Dr. Rosidin, M.Pd.I
http://www.dialogilmu.com

رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِي وَاهْدِنِي وَعَافَنِي وَاعْفُ عَنِّي

Ya Tuhanku, mohon ampunilah aku; rahmatilah aku; perbaikilah aku; angkatlah aku; anugerahkanlah rezeki kepadaku; berilah hidayah kepadaku; sehatkanlah aku dan maafkanlah aku.

Posisi Shalat dalam Konteks Doa

Ada kalam hikmah, “Jika engkau ingin “berbincang” dengan Allah SWT, maka shalatlah. Jika engkau ingin “dinasihati” oleh Allah SWT, maka bacalah al-Qur’an”. Hal ini mengisyaratkan bahwa shalat merupakan momen terbaik untuk berdoa memohon kepada Allah SWT.

Berdoa dengan Menyebut Sang Rabb

رَبِّ

Wahai Tuhanku”.

Redaksi ini adalah pengakuan mushalli (orang yang shalat) atas pendidikan Allah SWT. Minimal, hatinya digerakkan Allah SWT untuk mendirikan shalat, karena setiap keimanan pasti atas izin Allah SWT (Q.S. Yunus [10]: 100).

وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تُؤْمِنَ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ

Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah (Q.S. Yunus [10]: 100).

Doa Pertama

اغْفِرْ لِي

Mohon ampunilah aku”.

Jika Nabi-Rasul bersifat ma’shum (terjaga dari dosa); Waliyullah bersifat mahfuzh (terjaga dari dosa besar maupun terus-menerus berbuat dosa kecil); maka manusia biasa adalah tempat salah dan lupa (al-insan mahal al-khatha’ wa al-nisyan).

Kesalahan yang tergolong dosa besar dan kecil, dimohonkan maghfirah kepada Allah SWT. Bahkan, bacaan dzikir yang pertama kali diucapkan seusai shalat adalah istighfar, karena dalam shalat pun, bisa jadi mushalli melakukan kesalahan. Selaras dengan komentar Rabi’ah al-‘Adawiyyah:

اِسْتِغْفَارُنا يَحْتَاجُ إِلَى اسْتِغْفَارٍ كَثِيْرٍ

“Istighfar kita membutuhkan istighfar yang banyak”.

Doa Kedua

وَارْحَمْنِي

Mohon rahmatilah aku”.

Arti asli rahmat adalah tidak disiksa di dunia dan akhirat. Melalui rahmat, seseorang terhindar dari maksiat (Q.S. Yusuf [12]: 53).

وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي

Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan); sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku (Q.S. Yusuf [12]: 53)

Melalui rahmat, seseorang berhasil berbuat taat (Q.S. Ali ‘Imran [3]: 159).

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah, kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka (Q.S. Ali ‘Imran [3]: 159).

Bentuk ideal rahmat Allah SWT bagi umat muslim adalah meraih kebaikan berkualitas (hasanah) di dunia dan akhirat, serta selamat dari neraka (Q.S. al-Baqarah [2]: 201).

وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (201)

Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka” (Q.S. al-Baqarah [2]: 201).

Doa Ketiga

وَاجْبُرْنِي

 “Mohon perbaikilah aku”.

Arti asli jabr adalah memulihkan tulang yang retak. Lalu muncul beragam makna: “Memenuhi kebutuhan; menambal kekurangan; mengganti musibah dengan yang lebih baik”. Ringkasnya, mushalli memohon kepada Allah SWT agar memperbaiki atau menyempurnakan kekurangannya. Ibarat seorang penulis yang menyerahkan karyanya kepada editor ulung untuk direvisi, sehingga karya tersebut menjadi mahakarya.  

Doa Keempat

وَارْفَعْنِي

Mohon angkatlah aku”.

Manusia diciptakan bertingkat-tingkat, seperti kuat-lemah; pandai-bodoh; dan kaya-miskin. Semua itu kehendak Allah SWT (Q.S. al-An’am [6]: 165)

وَهُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلَائِفَ الْأَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آَتَاكُمْ

Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu (Q.S. al-An’am [6]: 165).


Salah satu hikmahnya adalah terjadi penundukan (sukhriyyah) antar umat manusia (Q.S. al-Zukhruf [43]: 32).

وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا

Dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat menundukkan sebagian yang lain (Q.S. al-Zukhruf [43]: 32).  

Misalnya, orang kuat mengalahkan orang lemah; orang pandai mengajari orang bodoh; orang kaya memperkerjakan orang miskin. Melalui doa ini, mushalli memohon dinaikkan posisinya di hadapan manusia, terlebih di hadapan Allah SWT. Selain berdoa, manusia dapat naik derajat melalui jalur iman dan ilmu (Q.S. al-Mujadilah [58]: 11)

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Q.S. al-Mujadilah [58]: 11).

Serta perkataan bagus dan amal shalih (Q.S. Fathir [35]: 10).

إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ

Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang shalih dinaikkan-Nya (Q.S. Fathir [35]: 10).

Doa Kelima

وَارْزُقْنِي

Mohon berilah rezeki kepadaku”.

Doa ini memohon rezeki atas dasar ridha Allah SWT, sehingga menjadi rahmat, berkah dan keselamatan bagi penerimanya (Q.S. al-Nur [24]: 38).

لِيَجْزِيَهُمُ اللَّهُ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ

(Meraka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberikan balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas (Q.S. al-Nur [24]: 38).

Bukan rezeki tanpa ridha-Nya, sehingga menjadi istidraj (siksaan sedikit demi sedikit), bencana dan kecelakaan bagi penerimanya (Q.S. al-A’raf [7]: 182).

وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآَيَاتِنَا سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ (182)

Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui (Q.S. al-A’raf [7]: 182).

Doa Keenam

وَاهْدِنِي

Mohon berilah petunjuk kepadaku”.

Secara implisit, doa ini memuat tiga permohonan sekaligus. Pertama, petunjuk informatif (hidayah) agar mengetahui mana yang haq (benar) dan mana yang bathil (salah). Kedua, petunjuk aktual (taufiq) agar diantarkan oleh Allah SWT ke jalan yang benar (haq). Ketiga, sarana-prasarana (inayah) agar dapat melewati tantangan dan problematika selama berada di jalan yang benar.

Doa Ketujuh

وَعَافَنِي

Mohon berilah kesehatan kepadaku”.

Arti asli “kesehatan” (‘afiyah) adalah “mudah mengambil sesuatu”. Dari sini muncul pengertian bahwa kesehatan berupa ‘afiyah membuat seseorang ringan melakukan sesuatu, terutama ringan untuk beribadah. Jadi, orang yang sehat secara fisik, namun berat melakukan ibadah, berarti belum ‘afiyah. Demikian halnya, orang yang sakit secara fisik, meskipun ringan melakukan ibadah, tetap belum disebut ‘afiyah. ‘Afiyah adalah kombinasi kesehatan fisik dengan kesehatan ruhani yang membuatnya ringan beribadah.

Doa Kedelapan

وَاعْفُ عَنِّي

Mohon maafkanlah aku”.

Arti asli “maaf” (‘afwu) adalah gugurnya siksa. Misalnya, kesalahan-kesalahan yang belum mencapai tingkatan dosa. Kesalahan jenis ini sangat banyak dilakukan manusia, sebagaimana diisyaratkan oleh Surat al-Syura [42]: 30

وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

Dan Allah memaafkan banyak (kemaksiatan atau pelaku kemaksiatan)”

Memaafkan kemaksiatan berarti tidak ada ketentuan hukumnya (hudud);  sedangkan memaafkan pelaku kemaksiatan berarti tidak segera menyiksanya.
Wallahu A’lam bi al-Shawab.
Gunung Rejo, 6 Februari 2018


Posting Komentar untuk "Hadis Tarbawi Doa Duduk di Antara Dua Sujud"