Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Memahami Ayat Kauniyah dan Insaniyah

Alam dan Manusia
Al-Qur'an, Manusia dan Alam Semesta adalah Satu Kesatuan


  
Ada tiga istilah yang saling berkaitan.  
  • Pertama, Kitabiyatullah (Sunnatullah), yaitu ketentuan Allah SWT yang sudah tidak bisa diubah lagi.  
  • Kedua, Masyiatullah, yaitu kehendak Allah SWT yang bisa diubah ke kiri dan ke kanan, sesuai dengan kehendak atau iradah-Nya. Oleh karena itu, kita harus berikhtiar. Kalau kita ditanya mengenai hasilnya, kita harus selalu menyatakan Insya Allah. Karena keadaannya bisa terjadi atau tidak; dan bisa ke kiri atau ke kanan. Kita hanya dituntut berikhtiar, selebihnya adalah kehendak Allah SWT.   
  • Ketiga, Mi’adullah, yaitu janji Allah SWT.
Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Berkehendak (Q.S. Ali ‘Imran [3]: 40),
 
Allah berfirman: “Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya" (Q.S. Ali ‘Imran [3]: 40).
 
Meskipun Allah SWT berkuasa melakukan apa saja yang Dia kehendaki, Allah SWT mempunyai janji-Nya. Misalnya: Kalau kamu begini, maka akan Aku beri begini. Sedangkan Allah SWT tidak mungkin menyalahi janji-Nya sama sekali. Misalnya: Sekalipun Allah SWT bisa meletakkan orang takwa di neraka dan orang kafir di surga, Allah SWT tidak menjanjikan yang seperti itu. Yang Dia janjikan adalah surga untuk orang takwa dan neraka untuk orang kafir.
 
Apabila kita melakukan sesuatu yang menurut kita sudah berjalan menuruti janji Allah SWT, tapi kok belum berhasil. Misalnya: Kita sudah kerja, tapi nggak kaya-kaya; sudah belajar nggak pintar-pintar; sudah berjuang, nggak berhasil. Itu semua sama sekali bukan berarti Allah SWT mengingkari janji-Nya. Karena Allah SWT itu bisa melakukan apa saja yang dikehendaki-Nya; bisa saja pemberian janji-Nya itu ditunda, dicicil atau diganti. Kalaupun kita tidak diberi sebagaimana permintaan kita, kita akan diberi yang lebih baik. Jadi di sini tidak ada khilaful wa’ad (pengingkaran janji) dari Allah SWT.
 
Misalnya: Orang berdoa, lalu setahun hingga sepuluh tahun baru berhasil. Kita menanam kelapa, yang nanti akan menuai (panen) adalah cucu kita. Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun atau setara dengan tujuh keturunan. Dulu banyak pahlawan yang berjuang tidak merdeka-merdeka sampai habis umurnya. Setelah Jepang dibom oleh Amerika, baru ada peluang merdeka bagi Indonesia. Jadi, semua itu hanya masalah waktu, bukan masalah Allah SWT tidak menepati janji-Nya.
 
Dengan Kitabiyyatullah dan Masyi'atullah, Allah SWT menciptakkan alam dan isinya. Kemudian bumi pengelolaannya diserahkan kepada manusia. Tidak ada keterangan di dalam al-Qur'an, apakah ada manusia di luar bumi?, yang ada hanya Firman Allah SWT dalam Surat al-Baqarah [2]: 36
 
Dan bagi kamu, ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan (Q.S. al-Baqarah [2]: 36).   
 
Maksudnya: Bahwa bangsa manusia disediakan mustaqar (tempat menetap yang disebut “bumi”) sebagai tempat tinggal. Kata mata’ dalam ayat ini mempunyai dua makna. Pertama, Perlengkapan kebutuhan. Kedua, kesenangan hidup. Jadi, keperluan-keperluan hidup kita sudah dicukupi oleh Allah SWT di bumi; demikian juga dengan kesenangan-kesenangan kita. Tidak ada ayat di dalam al-Qur'an yang menerangkan ada manusia di luar bumi. Kalau makhluk lain, mungkin ada, tapi bukan manusia; karena perlengkapan-perlengkapan hidup manusia ada di bumi. 
 
Oleh karena itu, ayat-ayat dalam al-Qur'an dibagi menjadi dua. 
  • Pertama, Ayat-ayat Kauniyah. Kaun berarti benda atau alam. Jadi, ayat-ayat Kauniyah menceritaan tentang pengaturan Allah SWT terhadap alam semesta.  
  • Kedua, Ayat-ayat Insaniyah. Yaitu ayat-ayat yang bicara tentang manusia, baik mengenai keberadaannya maupun pengaturan tingkah lakunya. Jadi, mencakup proses biologisnya sampai pada apa yang harus dilakukan manusia dalam hidup beserta patokan-patokan hidup, sehingga manusia dapat hidup selamat di dunia dan akhirat.

Ayat-ayat Kauniyah

Contoh ayat-ayat Kauniyah adalah Surat al-Baqarah [2]: 164
 
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang bermanfaat bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan hembusan angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (Keesaan dan Kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan (Q.S. al-Baqarah [2]: 164).
 
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi”. Kata “langit” sering disebut dalam bentuk jamak. Ini menunjukkan betapa banyak lapisan alam semesta itu. Akan tetapi, kalau menyebut bumi, biasanya dengan kata tunggal. Kalaupun al-Qur’an menyebut “bumi” dalam bentuk jamak, berarti yang dimaksud adalah bumi yang berlapis-lapis (tujuh lapis); namun buminya hanya satu. Kata “langit” juga sering disebut dengan kata “tujuh langit”. 

Saya tidak tahu apakah tata surya ini sudah termasuk satu langit ataukah hanya secuil-nya langit? Kita bisa bayangkan seberapa jauh alam semesta itu? Kosmografi mengatakan bahwa ada planet yang jauhnya lebih dari jarak 1 milyar tahun cahaya. Padahal satu detik cahaya itu bisa memutari bumi tujuh kali. Apakah planet itu yang terakhir? Wallahu A'lam bi al-Shawab (Allah Maha Mengetahui Kebenarannya). Jadi, kita tidak akan pernah mengenal batas alam semesta.
 
Dan silih bergantinya siang dan malam”. Siang dan malam sudah diatur begitu rupa. Bumi ini bentuknya bulat. Bagian yang terkena sinar matahari akan mengalami siang, sedangkan yang bagian yang lain mengalami malam hari. Yang ruwet adalah kondisi di daerah kutub, karena pergantian siang dan malamnya “kacau”. Akan tetapi, bagian bumi yang dihuni oleh manusia pada umumnya, terjadi pergantian siang dan malam secara teratur. 

Dan bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang bermanfaat bagi manusia”. Artinya, perahu atau bahtera dapat digunakan untuk berdagang, mencari ikan, dan sebagainya.
 
Dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu, Dia hidupkan bumi sesudah mati (gersang)-nya”. Bumi diberi samudera dan samudera dipanasi matahari; lalu menguap menjadi awan; selanjutnya kembali lagi ke bumi berupa air hujan. Kemudian air hujan itu menghidupkan bumi setelah gersang.
 
Dan Allah menyebarkan segala jenis binatang di bumi”. Meliputi binatang berkaki empat, berkaki dua, maupun yang tidak ada kakinya. Ada yang bertanya, mengapa angsa itu kok suaranya keras?. Dijawab, “sebab lehernya panjang”. Jawaban itu nggak mesti benar, karena katak itu nggak punya leher, tapi suaranya keras; sedangkan ular itu gulu tok (“leher semua”), tapi nggak bisa bunyi.
 
Semua jenis binatang itu sudah disiapkan makanannya masing-masing sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Hud [11]: 6
 
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi, melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang jelas (Lauh Mahfuzh) (Q.S. Hud [11]: 6).
 
Misalnya: Kalau ada katak hidup di situ, sudah pasti ada airnya dan ada tempat untuk bertelur bagi katak tersebut.
 
Dan menghembuskan angin”. Umpama tidak ada angin, kita hidup dua hari saja, sudah pasti pingsan; karena tidak ada pergantian oksigen. Oleh karena itu, Allah SWT menciptakan angin sehingga kita bisa bernafas segar dengan menghirup oksigennya.
 
Dan awan yang berarak-arakan antara langit dan bumi”. Air dari lautan naik menjadi uap, lalu menjadi awan. Awan itu ada tempatnya sendiri, nggak sampai hilang. Kalau sampai hilang, maka tidak akan terjadi hujan. Kalau kita naik pesawat, kita akan mengetahui sederetan awan yang posisinya tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi.
 
Adalah tanda-tanda kekuasaaan Allah, bagi kaum yang berakal”. Artinya, seharusnya semua itu sudah menjadi bukti kekuasaan Allah SWT. Cuma manusia itu meripate merem (terpejam matanya), sehingga tidak mengenal Allah SWT dari alam.
 
Betapa serasinya alam ini. Tuhan tidak mungkin ada dua, karena kalau ada dua tuhan, maka alam ini akan kacau. Karena alam berada dalam sebuah ekosistem, maka pasti yang mengatur itu satu atau tauhid. Itu sangat rasional dan logis.
 
Kita ini “kecil”. Cobalah perhatikan ketika kita naik perahu di lautan, kiri-kanan kita begitu luas. Apa artinya kita yang hanya dua meter kurang? Cuma' kemlintine iki lho! (sayangnya, manusia itu sombong sekali). Allah SWT berfirman dalam Q.S. Yasin [36]: 43,
 
Dan jika Kami menghendaki, niscaya Kami tenggelamkan mereka, maka tiadalah bagi mereka penolong dan tidak pula mereka diselamatkan (Q.S. Yasin [36]: 43).
 
Maksudnya: Kalau Allah SWT berkehendak, betapa mudahnya kita ditenggelamkan dan teriakan kita tidak akan terdengar.
 
Ini adalah contoh ayat-ayat Kauniyah. Ayat-ayat yang menceritakan alam diatur begitu rupa oleh Allah SWT. Kalau aturan-Nya ini diubah sedikit saja, maka akan terjadi bencana. Misanya: Kalau hanya api lilin saja tentu indah, tapi kalau rumah kita yang terbakar, apanya yang indah? Angin terasa nikmat, tapi kalau volume angin dibesarkan, tentu akan terjadi badai yang menghancurkan. Hujan tentu menyegarkan, tapi kalau terjadi hujan selama tiga hari berturut-turut, tentu akan terjadi banjir. Semua ini diatur oleh Allah SWT. Untuk siapa? yaitu untuk orang berakal yang mau berpikir.
 
Allah SWT berfirman dalam Q.S. al-Baqarah [2]: 22
 
Dialah yang menjadikan bagi kalian, bumi sebagai hamparan dan langit sebagai atap bangunan, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu, janganlah kamu menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu Mengetahui (Q.S. al-Baqarah [2]: 22).
 
Dialah yang menjadikan bagi kalian, bumi sebagai hamparan dan langit sebagai atap bangunan”. Maksudnya: Allah SWT yang menjadikan bumi bagaikan hamparan permadani untuk kita semua. Sekarang coba perhatikan keindahan permadani hijau yang terhampar di bumi Indonesia! Allah SWT juga menciptakan langit sebagai sebuah bangunan. Umpama langit itu ceblok (runtuh), awak dadi opo? (kita ini jadi apa?). Kenapa langit tidak jatuh?, Karena tarik-menarik antara bumi, langit, matahari, bulan dan benda-benda alam semesta lainnya bersifat tetap. Kalau saja salah satunya kendur, lalu matahari semakin mendekat ke bumi, wah belaen, iso nyunyut bun-bunan iki (sungguh bencana; bisa-bisa kepala kita benjol semua).
 
Adapun pergantian siang dan malam itu karena perputaran bumi terhadap matahari. Sejak dulu al-Qur’an itu sudah bilang kalau matahari itu tidak ke manapun, karena yang berputar adalah buminya. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Yasin [36]: 38,
 
Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui (Q.S. Yasin [36]: 38).
Maksudnya: Allah SWT menjadikan matahari yang  berputar begitu cepat, akan tetapi pada porosnya sendiri. Saking cepete, ngantek koyok ora bergerak (begitu cepatnya putaran matahari, sampai-sampai seperti tidak bergerak).
Dulu ada seorang ilmuwan yang dipancung karena berpendapat bahwa bumi itu bergerak. Dia dipancung karena dianggap menentang ajaran agamanya.
 
Dan Allah SWT menurunkan air dari langit, kemudian dengan air itu, Dia menumbuhkan buah-buahan sebagai rezeki bagi kamu semua”. Bayangkan!, padahal tanahnya podo (sama), tapi rasa tanamannya ora podo (tidak sama). Misalnya: Buah belimbing itu ada yang manis dan ada yang asam. 

Janganlah kamu menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu Mengetahui”. Artinya, kalau kita sudah mengetahui yang demikian itu; maka jangan sekali-kali kita menjadikan tuhan lain, selain Allah SWT. Apalagi kita juga mengetahui bahwa ekosistem ini tidak mungkin dibuat oleh dua tuhan.
 
Contoh ayat Kauniyah yang lain adalah Q.S. Ibrahim [14]: 32
 
Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit. Kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezeki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu, supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai (Q.S. Ibrahim [14]: 32).
 
Maksudnya: Allah SWT yang telah menciptakan langit dan bumi, menurunkan air, dan menumbuhkan buah-buahan demi untuk memberi rezeki kepada kita semua. Allah SWT juga yang menciptakan perahu yang dapat berjalan di lautan dengan perintah-Nya serta menciptakan sungai-sungai; matahari dan bulan yang datangnya bergantian; serta pergantian siang dan malam. Allah SWT memberi apa saja yang kita minta. Apabila kita ingin menghitung nikmat Allah SWT, pasti tidak akan bisa menghitungnya. Namun sayang, banyak manusia yang berbuat zhalim dan kafir.
 
Kalau ada orang yang meninggal dunia, mengapa kok dibacakan Surat Yasin? Alasannya: Karena Surat Yasin itu menyebutkan seluruh jenis-jenis alam, termasuk alam kubur, alam malaikat, alam setan, alam jin, dan sebagainya.

Ayat-ayat Insaniyah

Sekarang saya bacakan ayat-ayat Insaniyah, antara lain: Q.S. al-Baqarah [2]: 258,
 
Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: “Tuhanku lah yang menghidupkan dan mematikan”. Orang itu berkata: “Saya dapat menghidupkan dan mematikan”. Ibrahim berkata: “Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat", lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim (Q.S. al-Baqarah [2]: 258).
 
Di tengah-tengah Kauniyah (alam semesta), Allah SWT menciptakan manusia. Manusia tidak bisa mengubah, karena dia hanya nunut urip (ikut hidup) pada Kauniyah itu. Tidak percaya? Coba perhatikan bagaimana Allah SWT menerbitkan matahari dari timur, coba kamu ubah supaya terbit dari barat!
Ayat Insaniyah yang lain adalah Q.S. ‘Abasa [80]: 18-32
 
Dari apakah Allah menciptakannya?. Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya. Kemudian Dia memudahkan jalannya. Kemudian Dia mematikannya dan memasukkannya ke dalam kubur. Kemudian bila Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali. Sekali-kali jangan; manusia itu belum melaksanakan apa yang diperintahkan Allah kepadanya. Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit), kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya. Lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran, zaitun dan kurma, kebun-kebun (yang) lebat. Dan buah-buahan serta rumput-rumputan. Untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu. (Q.S. ‘Abasa [80]: 18-32).
 
Pada mulanya, Allah SWT menciptakan Nabi Adam A.S dari tanah, kemudian menciptakan Sayyidah Hawa dari tulang rusuk Nabi Adam AS. Baru setelah itu, tidak pakai tanah lagi, melainkan memakai nuthfah (air mani), karena sudah ada pernikahan. Allah SWT berfirman dalam Surat al-Mu’minun [23]: 14,
 
Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta yang paling baik (Q.S. al-Mu’minun [23]: 14).
 
Maksudnya: Manusia diciptakan dari nuthfah (air mani), lalu menjadi segumpal darah; kemudian menjadi daging. Setelah daging membengkak (tumbuh), diberilah tulang. Selanjutnya tulang dibungkus kulit. Baru kemudian ditiupkan ruh ketika berusia empat bulan. Kemudian jadilah janin manusia. Setelah lahir, manusia harus berjalan mengarungi hidup. Allah SWT yang memberikan manusia kemudahan hidup, kemudian dimatikan oleh-Nya. Kita semua ini adalah camat (calon mati). Setelah mati, manusia akan dibangkitkan kembali sebagaimana Firman Allah SWT:
 
Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain (Q.S. Thaha [20]: 55).
 
Kesimpulannya, semua ciptaan Allah SWT itu mengandung ilmu, baik alam semesta maupun manusia. Misalnya: Kalau laut itu selidiki, akan menjadi ilmu kelautan. Jika bumi diselidiki, akan menghasilkan ilmu geologi atau geografi. Setelah alam diteliti, tercatatlah aturan alam. Catatan aturan itulah yang kemudian disebut ilmu pengetahuan.
 
Ilmu pengetahuan itu semakin tinggi semakin kecil. Di SMA, semua pelajaran diajarkan. Kalau masuk Perguruan Tinggi, maka harus masuk pada fakultas-fakultas. Jadi, kalau ilmu Allah SWT itu, semakin tinggi semakin mengerucut. Contoh: Ilmu Kedokteran, dari dokter umum ke dokter spesialis. Seperti spesialis mata, tulang, paru-paru, dan sebagainya. Seluruh ilmu sudah mengandung mekanisme atau aturan yang teratur.
 
Allah SWT mengatur gerakan kita untuk diri kita; untuk beribadah kepada Allah SWT; untuk berhubungan dengan sesama manusia; dan juga untuk mengeksploitasi alam melalui agama (Dinullah). Jadi, salah kalau ada orang muslim yang melarang sekolah umum. Imam al-Ghazali RA saja tidak membedakan antara ilmu umum dengan ilmu agama. Ilmu umum adalah catatan kekuasaan Allah SWT pada Kauniyah (alam semesta), sedangkan ilmu agama itu merupakan catatan kekuasaan Allah SWT pada Insaniyah (manusia). Jadi, semuanya kembali kepada kekuasaan Allah SWT.


Posting Komentar untuk "Memahami Ayat Kauniyah dan Insaniyah"