Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Keistimewaan dan Kisah Mencintai Nabi Muhammad SAW


Dr. Rosidin, M.Pd.I

http://www.dialogilmu.com 

Hubbun-Nabi SAW
Membuktikan Cinta kepada Rasulullah SAW melalui Amaliah Sunah


Keistimewaan Mencintai Nabi Muhammad SAW

Anas RA meriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW dan bertanya: “Kapan hari kiamat wahai Rasulullah?”, Nabi SAW bersabda: “Apa yang engkau persiapkan untuk menghadapinya?”. Laki-laki itu menjawab: Saya tidak mempersiapkan diri menghadapi hari kiamat dengan memperbanyak shalat, puasa maupun shadaqah; namun (persiapanku adalah) mencintai Allah dan Rasul-Nya. Nabi SAW bersabda: “Engkau bersama dengan orang yang engkau cintai”. (Yang dimaksud laki-laki dalam Hadits ini ada beberapa pendapat: Umar ibn al-Khaththab RA; Abu Musa al-Asy’ari RA; Abu Dzar RA; atau shahabat lain).

Shafwan bin Qudamah berkata: Saya hijrah untuk menemui Nabi SAW, lalu saya datang kepada beliau dan berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mencintaimu. Nabi SAW bersabda: “Seseorang itu bersama dengan orang yang dia cintai”.

Diriwayatkan bahwa ada seorang laki-laki yang mendatangi Nabi SAW dan berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau lebih aku cintai dibandingkan keluargaku dan harta bendaku. Sesungguhnya aku senantiasa menyebutmu, lalu aku tidak sabar untuk segera menemuimu dan melihatmu. Saya tahu bahwasanya ketika engkau masuk surga, engkau akan diangkat bersama para nabi; sedangkan jika saya masuk surga, maka saya tidak akan dapat melihat engkau lagi. Lalu Allah SWT menurunkan Surat al-Nisa’ [4]: 69

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا

Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.

Kemudian Nabi Muhammad SAW membacakan ayat di atas kepada laki-laki tersebut. (Laki-laki dalam Hadits ini menurut satu pendapat: Tsauban maula Rasulullah SAW; menurut pendapat lain: Abdullah bin Zaid al-Anshari).

Diriwayatkan dalam Hadits Anas ibn Malik RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa mencintaiku, maka dia bersamaku di surga.

Dalam Hadits Abdullah ibn Mas’ud RA: Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW dan berkata: Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat Anda tentang seorang laki-laki yang mencintai suatu kaum, namun dia tidak dapat menemui mereka. Rasulullah SAW bersabda: Seseorang itu bersama dengan orang yang dia cintai. Maksudnya: Orang yang amal kebaikannya kurang, namun disertai dengan kecintaannya kepada orang-orang shalih yang lebih sempurna (amal kebaikannya), maka orang itu akan dibangkitkan bersama orang-orang yang shalih.

Oleh karena itu ada yang mengatakan, para shiddiqin, syuhada' dan ulama adalah para pewaris Nabi. Barangsiapa mencintai mereka, maka dia akan memperoleh syafaat mereka dan akan dikumpulkan bersama mereka di akhirat nanti dengan izin Allah SWT.

Kisah Mencintai Nabi Muhammad SAW

Amr ibn Ash RA berkata: Tidak ada seorang pun yang lebih aku cintai melebihi Rasulullah SAW.

‘Abdah binti Khalid RA berkata: Khalid RA tidak pernah pergi ke tempat tidur kecuali dia menyebut-nyebut kerinduannya kepada Rasulullah SAW, para shahabat Muhajirin dan Anshar, lalu menyebut nama-nama mereka. Khalid berkata: Mereka adalah junjunganku dan keluargaku; hatiku condong kepada mereka; rasa rinduku kepada mereka sudah lama terpendam; wahai Tuhanku, semoga engkau mempercepat ajalku. Khalid melakukan hal itu sampai dia tertidur.

Abu Bakar RA berkata kepada Nabi SAW: Demi Dzat yang mengutus Anda dengan haq; keIslaman Abu Thalib lebih menentramkan hatiku daripada keIslaman Abu Quhafah (ayahanda Abu Bakar RA); karena keIslaman Abu Thalib itu juga akan menentramkan jiwa Anda.

Diriwayatkan bahwa seorang wanita dari Anshar yang ayahnya, saudaranya dan suaminya gugur ketika ikut berperang bersama Rasulullah SAW dalam Perang Uhud. Wanita itu berkata: Apa yang terjadi pada Rasulullah SAW. Orang-orang menjawab: (Beliau) baik-baik saja. Alhamdulillah, Rasulullah SAW itu sebagaimana engkau mencintainya. Wanita itu berkata: Beritahukan kepadaku bagaimana caranya agar aku bisa melihat beliau. Ketika wanita itu melihat Rasulullah SAW, maka dia berkata: Setiap musibah sesudah (melihat) Anda adalah sepele.

Ali bin Abi Thalib RA ditanya: Seberapa besar cintamu kepada Rasulullah SAW?. Ali RA berkata: Demi Allah, sesungguhnya Rasulullah lebih kami cintai dibandingkan harta, anak, ayah dan ibu kami; bahkan lebih dari air segar bagi orang yang sangat dahaga.

Diriwayatkan bahwa Umar ibn Khaththab RA keluar pada malam hari untuk mengawasi rakyatnya (ronda). Lalu beliau melihat lampu menyala pada sebuah rumah, ternyata di rumah itu ada seorang wanita lansia yang menabur-naburkan bulu dan bersya'ir:  

Doa orang-orang yang baik tetap atas Muhammad # Orang-orang yang baik lagi pilihan senantiasa bershalawat kepadanya

Saya selalu shalat malam sambil menangis di waktu sahur # Semoga syairku ini mendekatkanku pada ajal (agar segera bertemu Nabi SAW)

Yang dimaksud wanita itu adalah Nabi Muhammad SAW. Lalu Umar RA duduk dan menangis.

Diriwayatkan bahwa kaki Abdullah ibn Umar RA mengalami lumpuh. Kemudian dikatakan kepadanya: Sebutlah orang yang engkau cintai, maka lumpuhmu akan sembuh. Lalu Abdullah bin Umar RA berteriak: Wahai Muhammad. Setelah itu kakinya sembuh.

Ketika Bilal RA mengalami sakaratul maut, istrinya berteriak: Aduhai sedihnya!, Bilal berkata: Aduhai senangnya; besok aku akan menemui orang-orang yang kucintai, yaitu Nabi Muhammad SAW dan para shahabat beliau.

Diriwayatkan bahwa ada seorang wanita berkata kepada Aisyah RA: Bukakan kuburan Rasulullah SAW untukku. Kemudian Aisyah RA membukakan kuburan Rasulullah SAW untuk wanita itu; lalu wanita itu menangis hingga dia meninggal dunia.

Ketika orang-orang kafir Makkah keluar dari tanah haram untuk membunuh Zaid ibn al-Datsnah RA, Abu Sufyan bertanya: Bersumpahlah wahai Zaid, apakah engkau senang seandainya Muhammad yang menempati posisimu sekarang ini untuk dipenggal kepalanya, sedangkan engkau aman bersama keluargamu?. Zaid RA berkata: Demi Allah, bahkan aku tidak suka jika (Nabi) Muhammad berada pada posisi di mana beliau terkena duri, sedangkan aku hanya duduk-duduk bersama keluarga. 

Maksud pernyataan Zaid RA adalah: Sesungguhnya cobaan yang menimpaku tidak akan pernah mengurangi rasa cintaku kepada Nabi Muhammad SAW sedikit pun. Abu Sufyan berkata: Saya tidak pernah melihat seorang pun yang mencintai orang lain sebagaimana rasa cinta para shahabat Muhammad kepada Muhammad.

Referensi:

KH. Hasyim Asy’ari. al-Nur al-Mubin fi Mahabbati Sayyidi al-Mursalin dalam al-Irsyad al-Sari. Jombang: Maktabah al-Turats.